Minggu, 04 Februari 2018

Persamaan Differensial Orde 2



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Pengantar
Persamaan differensial orde 2 adalah persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk : F(x, y, y’, y”) = 0 atau y” = f(x, y, y’). Untuk persamaan orde 1, y’ = f(x, y), solusinya mempunyai satu buah konstanta. Karena persamaan differensial orde 2 mengandung turunan kedua, maka untuk menentukkan solusinya, diperlukan dua kali proses integrasi. Oleh karena itu, solusi persamaan differensial orde 2 akan mempunyai dua buah konstanta.
Secara umum, solusi persamaan differensial orde n akan mempunyai n buah konstanta, karena untuk persamaan differensial orde n, diperlukan n kali proses integrasi. Untuk menentukan solusi tunggal dari persamaan differensial orde 2 diperlukan dua keadaan khusus, misalnya ditentukkan nilai y0 dan y’0 pada x0. Kondisi ini dinamakan kondisi awal atau syarat awal. [1]
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana bentuk persamaan umum PD linier orde 2 ?
2.      Bagaimana bentuk persamaan umum PD linier orde 2 homogen  ?
3.      Bagaimana bentuk penyelesaian PD linier orde 2 homogen dengan operator D dan permisalan akar persamaan karakteristik ?
C.    Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Persamaan Differensial.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Bentuk Persamaan Umum PD linier orde 2
Bentuk umum persamaan diferensial linier orde 2 adalah :
y” + p(x)y’ + g(x)y = r(x)
dimana p(x) dan g(x) disebut konstanta.
Bila variabel bebas dan turunan-turunannya mempunyai pangkat tertinggi sama dengan 1, maka persamaan differensial tersebut adalah persamaan differensial linier.

B.     Bentuk Persamaan Umum PD linier orde 2 homogen
Perhatikan kembali persamaan berikut ini :
y” + p(x)y’ + g(x)y = r(x)
Jika r(x) bernilai nol [r(x) = 0], maka persamaan tersebut dinamakan persamaan differensial homogen, karena tiap sukunya mengandung variable y atau turunannya. Tetapi jika r(x) tidak sama dengan nol, maka persamaan tersebut dinamakan persamaan differensial tak homogen, karena ada suku yang tidak bergantung y atau turunannya. [2]
Contoh :     + 3x  - 2y = 0
Jika r(x) tidak sama dengan nol maka disebut PD linier tak-homogen orde dua.
Contoh : y” + 4y = e-x sinx

Persamaan differensial linier homogen orde kedua selalu mempunyai dua solusi dasar u1(x) dan u2(x), yang berdiri sendiri atau tidak bergantung satu sama lain.[3]
Solusi Persamaan differensial homogen dinyatakan dalam bentuk kombinasi linier dari dua solusi y1 dan y2 :
y = c1y1+c2y2
Bukti bahwa bentuk kombinasi linier dari y1 dan y2 dalah benar solusi dari persamaan differensial homogen dapat diperoleh dengan cara mensubstitusikan persamaan y = c1y1+c2y2  ke dalam persamaan  y” + p(x)y’ + g(x)y = 0 :

Ø  y” + p(x)y’ + g(x)y = 0
Ø  (c1y1+c2y2)” + p(x)(c1y2+c2y2)’ + g(x)(c1y1+c2y2) = 0
Ø  c1y1”+ c2y2”+ p(x) c1y1’+ p(x) c2y2’+ g(x) c1y1+ g(x) c2y2 =0
Ø  c1(y1”+ p(x) y1’+ g(x) y1) + c2(y2”+ p(x)y2’+ g(x)y2) = 0
Ø  c1(0) + c2(0) = 0
Ø  0 = 0
Solusi Persamaan differensial orde kedua dapat dinyatakan dalam  dua bentuk  yaitu  solusi umum (jika koefisien c1 dan c2 berupa sembarang konstanta) dan solusi khusus (jika koefisien c1 dan c2 berupa angka spesifik).[4]







C.    Bentuk Penyelesaian PD Linier Orde 2 Homogen dengan Operator D dan Permisalan Akar Persamaan Karakteristik

1.      Operator D
Operator D adalah operator differensial. Jika   dapat ditulis sebagai D maka   = Dy dan   = D2y.
Persamaan umum dari operator differensial orde dua adalah ;
L = P(D) = AD2+BD+C
Dimana L  menyatakan “linier”, P menyatakan “polinom” dan A, B, C adalah sebarang konstanta.
Apabila L diterapkan pada fungsi y, maka diperoleh :
L[y] = P(D)y = (AD2+BD+C)y
               = (AD2y+BDy+Cy)
               = (Ay”+By’+Cy)
Kita ketahui bahwa (Ay”+By’+Cy) merupakan bentuk dari persamaan differensial orde dua. Selanjutnya, kita akan membahas bentuk dari persamaan differensial homogen orde dua. Persamaan umum differensial homogen orde dua adalah Ay”+By’+Cy = 0. Dengan menerapkan operator D, maka diperoleh persamaan differensial homogen orde dua :[5]
L[y] = P(D)y = (AD2+BD+C)y = Ay”+By’+Cy = 0

2.      Permisalan Akar Persamaan Karakteristik
Pandang persamaan yang berbentuk :
ay” + by’ + cy = 0
dengan a, b, c adalah konstanta sembarang. Jika andaikan m adalah akar persamaan karakteristiknya yaitu :
am2 + bm + c = 0
maka akar-akar karakteristiknya dapat diselesaikan dengan rumus abc pada persamaan kuadrat yaitu :
m1,2 =  
Karena a, b, c adalah bilangan real sehingga akar-akar karakteristiknya mempunyai tiga kasus yakni :
1)      Dua akar real yang berbeda
Diskriminan (D) = b2-4ac > 0
Sehingga akar-akar kuadratnya adalah bilangan real. Jadi penyelesaian umum PD nya adalah :
y = c1em1x + c2em2x
dengan c1 dan c2 adalah konstanta yang sesuai.
2)      Dua akar yang sama
Diskriminan (D) = b2-4ac = 0
Sehingga akar-akar kuadratnya adalah m1 = m2 = m
Jadi, penyelesaian umum PD nya adalah :
y = c1em1x + c2xem1x

3)      Dua akar komplek konjugat
Diskriminan (D) = b2-4ac < 0
Jika persamaan karakteristik mempunyai akar-akar gabungan kompleks i, maka solusi umumnya adalah :
y = c1 cos  + c2 sin

Contoh Soal :

1.      Carilah penyelesaian umum PD y” + y’ - 6y = 0
Penyelesaian :[6]
Persamaan karakteristiknya :
m2+m-6 = 0
(m+3) (m-2) = 0
Mempunyai akar-akar persamaan m1 = -3 dan m2 = 2. Karena e-3 dan e2 adalah solusi yang berdiri sendiri, maka solusi umum untuk persamaan differensial tersebut adalah  y = c1e-3x+c2e2x.
2.      Tentukan solusi umum untuk  y”+7y’+12y = 0
Penyelesaian : Persamaan karakteristik
m2+7m+12 = (m+3)(m+4) = 0
mempunyai dua akar -3 dan -4. Karena e-3 dan e-4 adalah solusi yang berdiri sendiri, maka solusi umum untuk persamaan differensial tersebut adalah  y = c1e-3x+c2e-4x
3.      Selesaikan y”-6y’+9y = 0
Penyelesaian : Persamaan karakteristiknya
m2-6m+9 = (m-3)(m-3) = 0
mempunyai dua akar yang sama yaitu m1 = m2 = m = 3.
Jadi solusi umumnya adalah y = c1e3x+c2xe3x.
4.      Selesaikan y”-4y’+13y = 0
Penyelesaian : akar-akar dari persamaan karakteristik m2-4m+13 = 0 adalah 23i. Dengan demikian, solusi umumnya adalah y = c1 cos  + c2 sin  








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Bentuk umum persamaan diferensial linier orde 2 adalah :
y” + p(x)y’ + g(x)y = r(x)
dimana p(x) dan g(x) disebut konstanta. Jika r(x) = 0 maka persamaan tersebut dinamakan persamaan differensial homogen.
Ketika kita menemukan suatu persamaan operator D homogen orde duamaka kita dapat mencari penyelesaian umum dari persamaan operator homogeny orde dua dengan mengubahnya kedalam bentuk :
L[y] = P(D)y = (AD2+BD+C)y = Ay”+By’+Cy = 0
Artinya, mengubah bentuk operator D ke dalam bentuk persamaan homogeny orde dua. Selanjutnya kita dapat mencari penyelesaian umum dari suatu persamaan operator differensial dengan cara yang sama seperti mencari penyelesaian umum dari persamaan homogen orde dua.



  


[1] Heris Herdiana, Sukasno, & Engkus Kusma. 2002. Persamaan Differensial. Bandung: CV PUSTAKA SETIA. Halaman 63
[2] Heris Herdiana, Sukasno, & Engkus Kusma. 2002. Persamaan Differensial. Bandung: CV PUSTAKA SETIA. Halaman 74
[3] Edwin J. Purcell, Dale Varbeg, Steven E. Rigdon. 2004. KALKULUS Jilid Dua Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga. Halaman 396-37
[4] Jurnal oleh Dwi Prananto. 2015. Persamaan Differensial Biasa: Persamaan Differensial Orde kedua. Halaman 1
[5] Esa148.weblog.esaunggul.ac.id. diakses pada hari Minggu, 29 Oktober 2017
[6] I Ketut Sukarma dan Syahrir. 2014. Modul Persamaan Differensial. Mataram: LPP Mandala. Halaman 58

Persamaan Differensial Orde 2

BAB I PENDAHULUAN A.     Pengantar Persamaan differensial orde 2 adalah persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk : F(x, y, y’,...