Senin, 02 Oktober 2017

ISLAM, SAINS DAN PERADABAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kontak antara dunia Islam dengan dunia Barat terjadi sejak awal lahirnya agama Islam sekitar abad XV M. Hal ini ditandai dengan ekspansi yang dilakukan oleh umat Islam dan dapat merebut wilayah-wilayah kekuasaan kerajaan Romawi pada masa itu. Ekspansi ke arah Barat melalui Afrika Utara berhasil memasuki Eropa khususnya wilayah Spanyol. Dengan masuknya Islam ke Spanyol merubah tatanan baru dan pencerahan terhadap bangsa Eropa dengan sebuah peradaban baru yakni peradaban Islam yang dibawa oleh bangsa Arab dan masuk melalui Spanyol. Karenanya sulit dipungkiri kemajuan Eropa tidak bisa dilepaskan dari pemerintah Islam di Spanyol.
Keterpengaruhan Eropa pada peradaban Islam, bukan saja pada bidang ilmu pengetahuan akan tetapi juga semangat untuk hidup, sehingga keterpengaruhan itu bersifat menyeluruh.

B.     Rumusan Masalah
1)      Bagaimana prestasi Arab dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ?
2)      Apa saja sumbangan ilmuan muslim dalam perkembangan ilmu pengetahuan ?
3)      Siapa saja tokoh-tokoh ilmuan muslim di bidang matematika, kimia dan kedokteran ?

C.     Tujuan
Makalah ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah “Islam,Sains dan Peradaban” dan untuk menambah wawasan bagi pembaca mengenai pengaruh peradaban Islam pada peradaban Eropa melalui tokoh ilmuan muslim.
                                                            BAB II
PEMBAHASAN
A.    Prestasi Arab dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
1)      Kemajuan dalam bidang sains dan teknologi
a.       Kajian dalam bidang kedokteran
Dalam hal penggunaan obat-obatan untuk penyembuhan, banyak kemajuan berarti yang dilakukan orang Arab pada masa itu. Merekalah yang membangun apotek pertama, mendirikan sekolah farmasi pertama dan menghasilkan buku daftar obat-obatan. Mereka telah berhasil menulis beberapa risalah tentang obat-obatan yang dimulai dengan risalah karya Jabir ibn Hayyan, yang dijuluki sebagai bapak kimia Arab yang hidup sekitar 776 M. Pada masa awal pemerintahan al-Ma’mun dan al-Mu’tashim, para ahli obat-obatan harus menjalani semacam ujian, para dokter juga harus mengikuti tes. Semua dokter praktek harus mendapatkan sertifikat atau lisensi dari pihak khalifah untuk menjamin setiap dokter yang dipandang telah memberikan pelayanan yang memuaskan.
Pada masa khalifah Harun al-Rasyid dibangunlah rumah sakit Islam pertama pada abad ke-9 M, yang mengikuti model Persia. Tidak lama setelah itu, jumlah rumah sakit diseluruh dunia islam bertambah menjadi 34 buah.
Yuhanna ibn Musawayh adalah seorang dokter kristen dan sebagai murid Jibril ibn Bakhtisyu, yang tidak berhasil memperoleh tubuh manusia untuk praktik pembedahan karena adanya larangan dalam agama islam, dan akhirnya menggunakan tubuh monyet, yang diantaranya didatangkan dari Nubia pada tahun 836 M sebagai hadiah untuk al-Mu’tashim. Ditengah kondisi semacam itu, ilmu anatomi tubuh hanya mengalami sedikit kemajuan, kecuali dalam kajian tentang struktur anatomi mata. Karena cuaca panas seperti di Iraq, dan daerah islam lainnya sering menyebabkan penyakit mata, maka fokus kedokteran paling awal diarahkan untuk menangani penyakit itu.
b.      Perkembangan filsafat islam
Bagi orang arab, filsafat merupakan pengetahuan tentang kebenaran dalam arti yang sebenarnya, sejauh hal itu dapat dipahami oleh pikiran manusia. Secara khusus filsafat mereka berakar pada tradisi filsafat Yunani, yang di modifikasi dengan pemikiran para penduduk di wilayah taklukan, serta pengaruh timur lainnya, yang disesuaikan dengan nilai-nilai islam dan diungkapkan dalam bahasa arab. Sebagai muslim, orang arab membedakan filsafat kedalam dua bagian, yaitu pertama menerapkan kata filosof atau sufi yang berdasarkan kepada pemikiran spekulatif yang tidak dibatasi oleh agama. Kedua, menerapkan istilah mutakallimun atau ahl al-kalam (ahli bicara, ahli dialetika) pada orang-orang yang memposisikan sistem pemikirannya di bawah ajaran agama samawi. Kalam perlahan-lahan berubah maknanya menjadi teologi, dan mutakallimin akhirnya bersinonim dengan teolog. Adapun nama-nama besar dalam beidang filsafat arab adalah al-Kindi, al-Farabi, dan ibn Sina.
c.       Perkembangan kajian ilmu astronomi dan matematika
Perkembangan ilmu astronomi dan matematika mulai berkembang pada masa pemerintahan al-Ma’mun. Kajian tentang perbintangan dalam islam mulai dilakukan seiring dengan masuknya pengaruh buku India, Siddanta (bahasa arab, sindhind) yang dibawa ke Baghdad pada tahun 771 M, diterjemahkan oleh Muhammad ibn Ibrahim al-Fazari, dan digunakan sebagai acuan oleh para sarjana pada masa selanjutnya.
Pada awal abad ke-9 M, sebuah observasi rutin pertama dengan menggunakan peralatan yang cukup akurat di lakukan di Jundaysabur (Persia sebelah barat daya). Berdekatan dengan Bayt al-Hikmah, di pintu masuh Syammasiah Baghdad, al-Ma’mun membangun sebuah observatorium dengan supervisor seorang Yahudi yang baru masuk islam, Sind ibn ‘Ali dan Yahya ibn abi Mansur. Di observatorium itu para astronom kerajaan tidak hanya mengamati dengan seksama dan sistematis berbagai gerakan benda-benda langit, tetapi juga menguji semua unsur penting dalam almagest dan menghasilkan amatan yang sangat akurat dalam mengukur sudut ekliptik bumi, ketepatan lintasan matahari, panjang tahun matahari, dan sebagainya. Al-Ma’mun membangun lagi sebuah observatorium di bukit Kasiyun di luar Damaskus. Perangkat observasi pada masa itu terdiri atas busur 90 derajat, astrolob, jarum penunjuk, dan bola dunia. Ibrahim al-Fazari adalah orang islam pertama yang membuat astrolob yang meniru bentuk astrolob Yunani.
Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi adalah tokoh utama dalam kajian matematika arab. Sebagai seorang pemikir islam terbesar, ia telah mempengaruhi pikiran dalam bidang matematika. Disamping telah menyusun table astronomi tertua, al-Khawarizmi juga menulis karya tentang aritmatika dan aljabar.
d.      Perkembangan dalam bidang kimia
Setelah ilmu kedokteran, astronomi dan matematika, orang-orang muslim pada masa daulah ‘Abbasiyah telah memberikan konstribusi ilmiah terbesar dalam bidang kimia. Dalam ilmu kimia dan ilmu pengetahuan fisika lainnya orang arab telah memperkenalkan tradisi penelitian objektif, sebuah perbaikan penting terhadap pemikiran spekulatif orang Yunani.
e.       Perkembangan dalam kajian ilmu geografi
Kewajiban melaksanakan ibadah haji, keharuskan menghadapkan mihrab masjid ke arah Mekkah, dan penentuan arah kiblat ketika shalat telah memberikan nilai keagamaan kepada orang islam dalam mempelajari geografi.
Perkembangan geografi sehingga menjadi salah satu disiplin ilmu banyak dipengaruhi oleh khazanah Yunani dalam bidang ini. Buku geography karya ptolemius, yang menyebutkan berbagai tempat berikut garis bujur dan lintang buminya, diterjemahkan beberapa kali ke dalam bahasa Arab langsung dari bahasa aslinya atau dari terjemahannya dalam bahasa Suriah, terutama oleh Tsabit ibn Qurrah. Dengan meniru buku itu, Khawarizmi menyusun karyanya, yang menjadi acuan karya-karya berikutnya, dan berhasil membangkitkan semangat dalam pengembangan ilmu geografi dan penulisan risalah geografis yang orisinil.
2)      Kemajuan dalam bidang keagamaan
Perhatian dan minat orang Arab Islam pada masa paling awal tertuju pada cabang keilmuan yang lahir karena motif keagamaan. Kebutuhan untuk memahami dan menjelaskan Al-qur’an, kemudian menjadi landasan kajian teologis dan linguistik yang serius.

B.     Sumbangan Ilmuan Muslim dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Jika diteliti secara seksama, peranan, jasa dan sumbangan Islam pada bangsa Eropa dapat dibagi menjadi dua segi.
Pertama, umat Islam menyelamatkan warisan kebudayaan klasik Yunani yang terancam akan kehilangan dan kemusnahannya sehingga penyelidikan-penyelidikan ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Aristoteles, Galenus, Ptolemious dan lainnya tidak hilang. Tugas penyelamatan, pengembangan dan penyelidikan yang dilakukan sarjana-sarjana Islam terhadap kebudayaan klasik Yunani itu tidak lebih kecil dari tugas mencipta yang asli. Sebab kalau ilmu pengetahuan yang asli itu hilang maka seperti yang dikatakan Hitti sarjana Barat asal Libanon itu, dunia akan tinggal miskin seolah-olah ilmu pengetahuan itu tidak pernah ada.
Kedua, umat Islam berjasa dalam mengolah dan mengembangkan kebudayaan klasik Yunani dengan penambahan unsur-unsur baru; ia kemudian menjadi sumbangan besar bagi Eropa sehingga benua ini memasuki babak baru dengan munculnya renaissance. Penyelamatan inilah yang kemudian menjadi dasar bagi perkembangan kegiatan ilmiah dalam peradaban Islam.
Tidak dapat dipungkiri memang banyak sekali sumbangan dan jasa umat Islam bagi kebangkitan dan kebangunan kebudayaan Barat, baik dilapangan Kedokteran, filsafat, ilmu pasti, kimia astronomi, seni sastra dan sebagainya. Jasa dan sumbangan Islam inilah yang menjadi dasar bagi munculnya masa renaissance., di Eropa pada abad 16, sehingga Eropa terbangun dari kegelapan dan kelelapan tidurnya. Karena begitu banyaknya sumbangan Islam kepada kebudayaan Eropa, maka banyaklah istilah-istilah yang berasal dari kebudayaan Islam yang sekaligus sebagai bukti nyata peninggalan dan jasa umat Islam kepada dunia Barat. Seperti nama-nama binatang dalam bahasa Latin-Eropa berpangkal dari bahasa Arab.
Peradaban Islam telah memberi kontribusi besar dalam berbagai bidang khususnya bagi dunia Barat yang saat ini diyakini sebagai pusat peradaban dunia. Kontribusi besar tersebut antara lain :
a)      Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke-13, karya-karya kaum Muslim dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, khususnya dari Spanyol. Penerjemahan ini sungguh telah memperkaya kurikulum pendidikan dunia Barat.
b)      Kaum muslimin telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode dan teori sains ke dunia Barat.
c)      Sistem notasi dan desimal Arab dalam waktu yang sama telah dikenalkan ke dunia barat.
d)     Karya-karya dalam bentuk terjemahan, kususnya karya Ibnu Sina (Avicenna) dalam bidang kedokteran, digunakan sebagai teks di lembaga pendidikan tinggi sampai pertengahan abad ke-17 M.
e)      Para ilmuwan muslim dengan berbagai karyanya telah merangsang kebangkitan Eropa, memperkaya dengan kebudayaan Romawi kuno serta literatur klasik yang pada gilirannya melahirkan Renaisance.
f)       Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang telah didirikan jauh sebelum Eropa bangkit dalam bentuk ratusan madrasah adalah pendahulu universitas yang ada di Eropa.
g)      Sarjana-sarjana Eropa belajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam dan mentransfer ilmu pengetahuan ke dunia Barat.
h)      Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tenta.ng rumah sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa
Pada kondisi-kondisi tersebut, terutama pada abad ke-11 dan ke-12, walaupun tradisi Islam yang diboyong ke Barat masih belum terjadi pemisahan yang jelas antara ilmu-ilmu yang ada dan ketika itu ilmu kalam, filsafat, tasawuf, ilmu alam, matematika, dan ilmu kedokteran masih bercampur. Akan tetapi Islam telah mampu mendamaikan akal dengan iman dan filsafat dengan agama. Sedangkan  bangsa Barat pada masa itu masih terdapat stereotipe yang memisahkan antara akal dan iman serta filsafat dan agama. Hal ini juga terjadi pada ilmu pengetahuan dan ilmu alam, yang mana Islam telah berjasa menyatukan akal dengan alam, menetapkan kemandirian akal, menetapkan keberadaan hukum alam yang pasti, dan keserasian Tuhan dengan alam.
Hingga akhirnya filsafat skolastik Barat mencapai puncaknya yang telah didukung oleh adanya pilar Islam dengan dibangunnya akademi-akademi di Eropa yang diadopsi dari gaya akademi di kawasan Timur. Hal ini merupakan evolusi dari illuminisme biara ke kegiatan pemikiran yang dialihkan kesekolahan dan akademi. Dan kurikulum yang diajarkan adalah filsafat lama, dan ilmu-ilmu Islam terutama Averoisme Paris. Pada saat yang sama terjadi perubahan kecenderungan pemikiran dari kesenian dan kasusatraan ke gramatika dan logika, dari retorika ke filsafat dan pemikiran, dan dari paganisme kesusastraan Latin ke penyucian Tuhan sebagai pemikiran Islam.
Demikianlah sumbangan besar Islam atas peradaban dunia Barat, yang selanjutnya jusru dijadikan sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Hal ini dikarenakan kekonsistensian dunia Barat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologinya. Bahkan karya-karya besar para ilmuwan Muslim tersebut hingga kini masih dapat kita temukan di perpustakaan-perpustakaan internasional, khususnya di Amerika, yang secara profesional dan rapi telah menyimpannya.  Sehingga para umat Muslim di masa kini, yang ingin mempelajari lebih banyak tentang khasanah Islam tersebut, harus pergi ke negara Barat (non Islam) agar dapat meminta kembali “permata” yang sementara ini telah mereka pinjam.

C.     Tokoh-Tokoh Ilmuan Muslim di Bidang Matematika, Kimia dan Kedokteran
ü  Tokoh-Tokoh Ilmuan Muslim di Bidang Matematika :
1.      Al-Khawarizmi
Al-Khawarizmi (Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M). Ilmuwan muslim, ahli di bidang ilmu matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal dengan nama Algoarisme atau Algorisme.
Dalam bukunya al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
2.      Al-Karaji
Sejarawan sains modern memandang al-Karaji sebagai ahli matematika berkaliber tertinggi. Karyanya yang kekal pada bidang matematika masih diakui hingga hari ini, yakni mengenai kanonik tabel koefisien binomium (dalam pembentukan hukum dan perluasan bentuk).
Al-Karaji dianggap sebagai ahli matematika terkemuka dan pandang sebagai orang pertama yang membebaskan aljabar dari operasi geometris yang merupakan produk aritmatika Yunani dan menggantinya dengan jenis operasi yang merupakan inti dari aljabar pada saat ini.
Karyanya pada aljabar dan polynomial memberikan aturan pada operasi aritmatika untuk memanipulasi polynomial. Dalam karya pertamanya di Prancis, sejarawan matematika Franz Woepcke (dalam Extrait du Fakhri, traite d’Algèbre par abou Bekr Mohammed Ben Alhacan Alkarkhi, Paris, 1853), memuji Al-Karaji sebagai ahli matematika pertama di dunia yang memperkenalkan teori aljabar kalkulus
Al-Karaji menginvestigasikan koefisien binomium segitiga Pascal. Dia juga yang pertama menggunakan metode pembuktian dengan induksi matematika untuk membuktikan hasilnya, ia berhasil membuktikan kebenaran rumus jumlah integral kubus, yang sangat penting hasilnya dalam integral kalkulus.
3.      Al-Batani
Zaman keemasan Islam juga melahirkan pakar-pakar di bidang trigonometri. Mereka antara lain adalah Al-Battani (850-929), Al-Biruni (973-1050), dan Umar Khayyam. Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak trigonometri. Ia lahir di Battan, Mesopotamia, dan meninggal di Damaskus pada tahun 929. Al-Battani adalah tokoh bangsa Arab dan gubernur Syria.
Al-Batani merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli matematika.
Al-Battani melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun tabel cotangen.
4.      Al-Biruni
Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada porosnya.
Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yeng lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.
5.      Umar Khayam
Selain itu, tokoh matematika lain yang tak kalah terkenal adalah Umar Khayyam. Kendati ia lebih dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki kontribusi besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia merupakan matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus.
6.      Abu Wafa al Bawzajani
Salah seorang ahli matematika muslim terbesar.. Ia dikenal sebagai ahli astronomi dan pengembang trigonometri (ilmu ukur sudut), dan orang yang pertama yang mengajukan beberapa rumus penting dalam trigonometri. Salah satu rumus yang didedikasikan kepadanya adalah Cos C= Cos a.cos b.

ü  Tokoh-Tokoh Ilmuan Muslim di Bidang Kimia dan Kedokteran :
a)      Al-Razi (guru Ibnu Sina)
Berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yang paling masyhur adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya). Buku-bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina.
b)     Ibnu Al-Baitar
Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), Ibnu Al-Baitar turut memberi kontribusi dalam farmakologi dan farmasi. Dalam kitabnya itu, Al-Baitar mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil dikumpulkannya di sepanjang pantai Mediterania antara Spanyol dan Suriah. Tak kurang dari seribu tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian Al-Jami fi Al-Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar sungguh mampu melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa Renaisans di Eropa.
c)      Abu Ar-Rayhan Al-Biruni
Al-Biruni mengenyam pendidikan di Khwarizm. Beragam ilmu pengetahuan dikuasainya seperti astronomi, matematika, filsafat dan ilmu alam. Ia memulai melakukan eksperimen ilmiah sejak remaja. Ilmuwan Muslim yang hidup di zaman keemasan Dinasti Samaniyaah dan Ghaznawiyyah itu turut memberi kontribusi yang sangat penting dalam farmakologi dan farmasi. Melalui kitab As-Sydanah fit-Tibb, Al-Biruni mengupas secara lugas dan jelas mengenai seluk-beluk ilmu farmasi. Kitab penting bagi perkembangan farmakologi dan farmasi itu diselesaikannya pada tahun 1050 M - setahun sebelum Al-Biruni tutup usia. Dalam kitab itu, Al-Biruni tak hanya mengupas dasar-dasar farmasi, namun juga meneguhkan peran farmasi serta tugas dan fungsi yang diemban seorang farmakolog.
d)     Abu Ja’far Al-Ghafiqi
Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam pengembangan farmakologi dan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitab Al-Jami' Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Risalah itu memaparkan tentang pendekatan dalam metodelogi, eksperimen, serta observasi.
e)      Jabir Ibnu Hayyan
Ibn Hayyan (731-815) yang namanya Jabir dikenal dengan bentuklatinnya Geber di Eropa adalah filosof dan ahli logika, yang bekerja di bidang fisika dan kedokteran, namun karya utamanya ada di bidang kimia. Ia mahir dalam kristalisasi,sublimasi, distilasi, kalsinasi dan sebagainya. Ia berhasil dalammembuat berbagai jenis asam. Ia adalah seorang sufi, pengikut Jafar Ash Shodiq.Hebatnya lagi, penemuan dan eksperimennya yang telah berumur 13 abad itu ternyata hingga kini masih tetap dijadikan rujukan. Dedikasinya dalam pengembangan ilmu kimia sungguh tak ternilai harganya.
Tanpa kontribusinya, boleh jadi ilmu kimia tak berkembang pesat seperti saat ini. Ilmu pengetahuan modern sungguh telah berutang budi kepada Jabir yang dikenal sebagai seorang sufi itu. Jabir telah menorehkan sederet karyanya dalam 200 kitab. Sebanyak 80 kitab yang ditulisnya itu mengkaji dan mengupas seluk-beluk ilmu kimia. Sebuah pencapaian yang terbilang amat prestisius. 
f)       Ibnu Sina
Ia dilahirkan di lembah sungai Dajlah dan Furat, di tepi laut Kaspia kawasan Bukhara, Afghanistan. Di Dunia barat ia lebih dikenal dengan nama Avicenna. Ia belajar mulai usia dini, sehingga umur 10 tahun telah menguasai ilmu agama dan hafal Al qur'an. 
Disamping itu ia juga menguasai ilmu mantiq, ilmu fiqyh dan menguasai segala cabang ilmu pengetahuan yang ada waktu itu. Ketika usia 17 tahun Ibnu Sina sudah memahami seluruh teori kedokteran melebihi siapapun. Ibnu Sina terkenal sebagai seorang otodidak yang handal. Dalam waktu yang relatif singkat yaitu satu setengah tahun Ibnu Sina telah menguasai ilmu kedokteran tanpa bimbingan dari siapapun. Oleh karena itu dalam dunia kedokteran dinobatkan sebagai Father of Doctors (bapak kedokteran). Pada usia 21 tahun ia berhasil menulis karya-karya besar tentang pengobatan dan filsafat. Buykunya yang terkenal adalah kitab Al Qonun fit Thibb (dasar-dasar ilmu kedokteran) yang menjadi rujukan utama dunia kedokteran. Buku tersebut sejak zaman Dinasti Han telah menjadi standar pemikiran dan karya medis di Cina.
g)      Ibnu an-Nafis (Konsep Sirkulasi Pernafasan) 
Ibnu Nafis nama lengkapnya adalah Alauddin Abul ala Ali bin Abil Haram Al Khurasy Ad Dimasyqi Ibnu Nafis. Ibnu Nafis adalag seorang dokter yang terkemuka dan seorang penulis serba bisa pada abad ke 7H/13M. Bahkan ia dijuluki sebagai Ibnu kedua. Karya-karyanya yang terkenal di antaranya adalah : KITAB ASY SYAMIL FIT THIBB, AL MUHAZZAB FIT KUHL, MUJIZ AL QONUN.
Pendapat yang diyakini selama ini, teori mengenai sirkulasi paru-paru (kaitan antara pernafasan dan peredaran darah) ditemukan oleh ilmuwan eropa mulai abad ke 16. 
Penggiatnya berturut-turut ialah servetus, Vesalius, Colombo, dan terakhir Sir William Harvey dari Inggris. Namun dengan meneliti berbagai manuskrip dan objek sejarah lain maka kejelasan diungkapkan bahwa penemu sirkulasi paru – paru adalah Ibnu an-Nafis pada abad ke 13. 
Dr. Muhyo al-Deen al-Tawi, psikawan mesir menemukan sebuah tulisan berjudul"Commentary on The Anatomy of Canon of Avicenna" di perpustakaan nasional prussia, berlin. Belakangan diketahui bahwa tulisan itu karya Ibnu an-Nafis. Ini juga mengungkap sesuatu yang mengejutkan, yaitu diskripsi pertama di dunia mengenai sirkulasi paru – paru.
h)     Al-Balkhi (Perintis Pengobatan Penyakit Jiwa) 
Jauh sebelum barat mengenal metode penyembuhan penyakit jiwa dan tempat perawatannya, pada abad ke 8 M. Di kota baghdad telah didirikan rumah sakit jiwa atau insane asylums oleh para dokter dan psikolog islam. Hal itu disampaikan oleh Ibrahim B. PhD. Dalam bukunya yang berjudul: “Islamic Medicine: 1000 years ahead of its times”.
Konsep kesehatan mental atau at-Tibb ar-Ruhani pertama kali diperkenalkan di dunia kedokteran Islam oleh seorang dokter persia bernama Abu Zayd Ahmad Ibnu Sahl al-Balkhi, beliau lahir pada tahun 850 dan wafat pada tahun 934.
Dalam bukunya berjudul “Masalih al-Abdan wa an-Anfus”, Al-Balkhi berhasil menghubungkan peyakit antara tubuh dan jiwa. Beliau menggunakan istilah ath-Thibb ar-Ruhani untuk menjelaskan kesehatan spritual dan psikologi.













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri memang banyak sekali sumbangan dan jasa umat Islam bagi kebangkitan dan kebangunan kebudayaan Barat, baik dilapangan Kedokteran, filsafat, ilmu pasti, kimia astronomi, seni sastra dan sebagainya. Jasa dan sumbangan Islam inilah yang menjadi dasar bagi munculnya masa renaissance., di Eropa pada abad 16, sehingga Eropa terbangun dari kegelapan dan kelelapan tidurnya. Karena begitu banyaknya sumbangan Islam kepada kebudayaan Eropa, maka banyaklah istilah-istilah yang berasal dari kebudayaan Islam yang sekaligus sebagai bukti nyata peninggalan dan jasa umat Islam kepada dunia Barat. Seperti nama-nama binatang dalam bahasa Latin-Eropa berpangkal dari bahasa Arab.

B.     Saran
Sebagai umat muslim, hendaklah kita tetap mempelajari sejarah peradaban islam agar kita tahu bahwa sesungguhnya umat islam lah yang banyak menyumbangkan ilmu-ilmu yang membuat kehidupan sekarang menjadi baik. Walaupun kita tahu bahwa ilmuan-ilmuan muslim banyak ditutupi oleh ilmuan Barat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persamaan Differensial Orde 2

BAB I PENDAHULUAN A.     Pengantar Persamaan differensial orde 2 adalah persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk : F(x, y, y’,...